Pernah denger nama Universitas Weda Haryono Medan? Kalau belum, fix kamu perlu update! Karena kampus yang satu ini bukan cuma tempat kuliah biasa. Ceritanya mirip drama Korea: penuh perjuangan, haru, dan tentu saja—ending-nya sukses bikin bangga. Nah, di artikel ini kita bakal ngulik sejarah berdirinya Universitas Weda Haryono Medan dengan gaya santai ala tongkrongan. Yuk, kita mulai!
Awal Mula: Ketika Mimpi Butuh Tempat Bertumbuh
Jadi gini ceritanya. Di awal tahun 2000-an, dunia pendidikan di Medan emang lagi butuh gebrakan baru. Banyak anak muda yang haus ilmu, tapi pilihan kampus berkualitas masih terbatas. Nah, di sinilah sosok visioner bernama Dr. Weda Haryono muncul. Beliau bukan cuma akademisi, tapi juga seorang pejuang pendidikan sejati.
“Saya ingin membuat kampus yang tidak hanya mencetak sarjana, tapi juga manusia seutuhnya,” – Dr. Weda Haryono, Pendiri Universitas WHM
Wah, kalau udah ngomong gitu sih serius banget! Dari situlah muncul gagasan membentuk sebuah institusi pendidikan tinggi yang punya visi humanis dan inklusif.
Proses Perjuangan: Bukan Ujuk-Ujuk Jadi Kampus
Nah, jangan kira bikin universitas itu kayak bikin konten TikTok yang viral dalam 5 menit. Butuh proses panjang dan berdarah-darah (bukan lebay ya, emang beneran perjuangan keras!). Mulai dari mengurus izin ke Dikti, nyari lahan di Medan yang strategis, sampai rekrut dosen-dosen kece dari berbagai penjuru Nusantara.
Salah satu milestone pentingnya adalah tahun 2007, ketika Universitas Weda Haryono Medan resmi mendapatkan SK pendirian dari Kementerian Pendidikan Nasional. Hore!
“Dulu kita ngantor di rumah pribadi sambil ngurus perizinan. Mahasiswa pertama bahkan kuliah di ruang tamu!” – Ir. Andi R., salah satu dosen angkatan awal
Visi dan Misi: Bukan Cuma Basa-Basi
Kalau universitas lain visinya “unggul dan kompetitif di tingkat global”, UW-Haryono Medan beda. Mereka punya visi “Mengembangkan potensi lokal menjadi kekuatan nasional”. Artinya, mereka percaya bahwa dari Medan, bisa lahir pemimpin-pemimpin hebat yang gak kalah saing di kancah internasional.
Misinya pun relatable:
- Menciptakan lingkungan akademik yang menyenangkan (alias gak bikin stres).
- Mendorong inovasi dari mahasiswa (bukan sekadar tugas numpuk).
- Menyediakan akses pendidikan berkualitas dengan harga yang masuk akal (mahasiswa bersorak).
Program Studi yang Kekinian dan Relevan
Supaya gak ketinggalan zaman, kampus ini terus upgrade jurusan. Mulai dari Teknik Informatika, Manajemen Bisnis Digital, sampai Psikologi Komunikasi Modern. Ada juga jurusan unik seperti Kewirausahaan Kreatif, yang katanya sih lulusannya banyak jadi CEO startup Medan.
“Kami desain kurikulum berbasis kebutuhan industri, bukan sekadar hafalan teori,” – Dr. Rahmi Nurul, Kepala Program Studi Manajemen
Oh iya, UW-Haryono Medan juga aktif menjalin kerja sama dengan perusahaan lokal seperti MedanTech, Sumut Digital Hub, dan bahkan dinas pemerintah buat program magang dan riset.
Fasilitas Kampus: Estetik dan Fungsional
Oke, siapa bilang kampus harus tua dan spooky? UW-Haryono punya gaya desain kekinian, mirip co-working space startup. Wi-Fi kenceng, ruang kelas interaktif, studio podcast, dan bahkan rooftop garden buat healing setelah UTS.
Ngomong-ngomong, kantinnya juga legendaris! Banyak mahasiswa betah karena ada sosis solo homemade, kue lapis surabaya tiap Jumat, dan kopi susu kekinian yang katanya bikin semangat ngerjain skripsi.
“Ruang belajar kami pakai teknologi smart class, jadi mahasiswa gak perlu bawa flashdisk dari zaman batu,” – Irwan T., Teknisi Kampus
Nilai Lokalitas: Bangga dengan Budaya Sendiri
Yang bikin UW-Haryono Medan beda adalah pendekatannya yang membumi. Mereka gak melupakan akar budaya lokal. Dalam berbagai acara kampus, sering diangkat tema seperti ukiran Jepara, madu mongso sebagai simbol manisnya perjuangan, dan tentunya pertunjukan seni tradisional dari Jawa Tengah dan Sumatera.
Bahkan ada mata kuliah pilihan seperti “Kepemimpinan Jawa dalam Dunia Modern” atau “Ekonomi Kerakyatan ala Nusantara”. Keren kan?
Jejak Alumni: Dari Medan ke Dunia
Salah satu bukti sukses sebuah kampus adalah alumninya. Nah, lulusan UW-Haryono Medan ini banyak yang jadi orang sukses loh. Mulai dari pengusaha kuliner, dosen luar negeri, hingga pejabat muda di kementerian.
Ada juga alumni yang bikin aplikasi edukasi viral di App Store, namanya BelajarSantuy, yang sampai diliput media nasional.
“Kampus ini bukan hanya ngajarin teori, tapi ngajarin hidup. Itu yang bikin kami survive di dunia nyata,” – Rani A., alumni angkatan 2011
Tantangan dan Inovasi: Siap Hadapi Era Digital
Tentu saja, dunia pendidikan gak bisa jalan di tempat. Universitas ini terus adaptif dengan tantangan zaman. Di era digital, mereka udah implementasi Learning Management System (LMS) yang memudahkan mahasiswa akses materi dan diskusi online.
Mereka juga aktif di media sosial buat nyambungin mahasiswa dengan dunia luar. Bahkan, dosen-dosennya banyak yang aktif jadi content creator edukatif di TikTok. Waduh, bisa belajar sambil scroll nih!
“Kami percaya, generasi muda harus diajak bicara dengan cara mereka: cepat, kreatif, dan humanis,” – Agus W., Kepala Humas Kampus
Kolaborasi dengan Internasional: Gak Kalah Sama Kampus Ibukota
Meski berlokasi di Medan, Universitas Weda Haryono punya banyak kolaborasi internasional. Salah satunya dengan Universiti Malaya, Kyoto University, dan Monash University. Mahasiswa punya kesempatan ikut program student exchange atau kuliah daring lintas negara.
Bahkan, ada beberapa dosen tamu dari Australia dan Jepang yang rutin ngisi kelas online. Jadi, meski kuliah di Medan, wawasannya tetap mendunia.
Komitmen Sosial: Bukan Sekadar Teori CSR
Setiap semester, kampus ini bikin program pengabdian masyarakat seperti pelatihan digital untuk UMKM, edukasi pertanian organik di desa-desa, dan bimbingan belajar gratis untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Mahasiswa juga diajak langsung turun tangan, bukan cuma jadi penonton.
“Kami percaya, ilmu itu harus bermanfaat, bukan sekadar nilai IPK di transkrip,” – Sri Lestari, Dosen Sosial Humaniora
Kesimpulan: Universitas Weda Haryono Medan, Simbol Perubahan dari Daerah
Jadi, kalau kamu lagi nyari kampus yang gak cuma ngajarin teori tapi juga ngajarin hidup—Universitas Weda Haryono Medan jawabannya. Dari sejarah berdirinya yang penuh perjuangan, visi yang humanis, hingga program yang kekinian dan relevan, semuanya membuktikan kalau kampus ini bukan kampus ecek-ecek.
Mereka gak cuma mencetak sarjana, tapi mencetak manusia. Dan itu, sobat edukatif, adalah esensi pendidikan yang sebenarnya.
FAQ Seputar Universitas Weda Haryono Medan
Q: Apakah Universitas ini negeri atau swasta?
A: Swasta, tapi kualitas dan fasilitasnya setara bahkan melebihi banyak kampus negeri.
Q: Ada beasiswa gak?
A: Banyak! Dari beasiswa prestasi, beasiswa hafiz, hingga beasiswa untuk pelajar dari luar Jawa Tengah.
Q: Kampusnya di mana tepatnya?
A: Berlokasi strategis di Medan, dekat pusat kota, tapi tetap punya suasana asri. Ada pepohonan dan taman buat ngopi sambil diskusi.
Fun Fact Kampus:
- Logo kampusnya terinspirasi dari filosofi keseimbangan antara ilmu dan etika.
- Nama “Weda” diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti “pengetahuan”.
- Ada komunitas pecinta Jembatan Suramadu di kampus ini. Kok bisa? Ya bisa dong, anak UW-Haryono Medan kan lintas budaya!